Sunday, June 9, 2013

Find Me On.........


Instagram; sasyagsakina
Path; sasyagsakina
Line; sasyagsakina
WhatsApp? BBM? contact me;-)

Sunday, May 26, 2013

"Jangan bermain - main dengan hati perempuan. Hatinya dalam dan sensitif, bisa menghanyutkan dan menenggelamkan. Tapi, tangguh, bisa menguatkan, menumbuhkan, dan mejelmakan mimpi-mimpi kita. Hati perempuan bisa memaafkan tapi, tidak bisa melupakan apa yang pernah singgah dipedalaman hatinya. Kalau tidak serius, jangan main-main" - Rantau 1 Muara, A.Fuadi

Monday, May 20, 2013

Terus saja memendam rasa :D


Apakah kamu pernah membayangkan? Kamu terus memendam rasa untuknya. Melihat gerak demi gerak tubuhnya. Membayangkan setiap senyumnya. Kemudian merefleksikannya di langit-langit kamar. Lalu secara otomatis mengembangkan senyummu sendiri, hingga kamu merasa gila dan insomnia dalam waktu bersamaan.
Kamu pernah merasakan? Mengendap-endap. Mencuri pandang akan indah dirinya. Menimbang-nimbang akan menyapanya. Mengurungkan semua niat seraya membuang muka ketika dia menengok ke arahmu. Di saat itu juga kamu kesal karena tak mendapatkan sapanya, tetapi bahagia karena dengan menegok ke arahmu, berarti dia menyadarimu.
Apa kamu pernah mengharapkan? Menapaki jalan yang berbeda setiap harinya. Kemudian menghentikan pencarian jalan dan terus melewatinya ketika tahu bahwa dia juga menginjakkan kaki di sana. Berpapasan dengannya secara pura-pura tidak sengaja.
Pernahkah kamu memikirkan? Semua sumringah yang menyelinap ke dalam kelopak mata. Mengganggu semua mimpi yang hendak hadir. Mengubah semua benak menjadi layar putih, memproyeksikan khayalan demi khayalan tentang dirimu. Hanya karena kamu menyebut namaku, meski tidak dengan benar.
Namun, apakah kamu pernah melamunkan? Bahwa sesungguhnya dia melakukan hal yang sama denganmu, hanya saja dia sama keras kepalanya denganmu. Kepala batu dan hati berliannya memaksanya memendam perasaan, seperti kamu.
Semuanya dilalui sampai waktu yang lama, lebih lama dari yang pernah kamu bayangkan. Hingga masing-masing dari kamu lupa, kemudian menemukan sangkar hati yang baru. Bagaimana jika, ketika kamu merasa bahwa yang kamu dapatkan sekarang benar-benar untukmu, kamu mendapati dia yang pernah kamu cinta dalam diam, ternyata juga mencintaimu. Dalam diam.  
"Terus saja memendam rasa. Memang tak terasa sampai semuanya hampa."

Lebih dari terima kasih.


Terimakasih....
Telah membuatku kagum
Telah membuatku tertegun
Mengingatkanku akan kelemahanku
Menjadi cermin atas ilmuku yang lusuh..

Terimakasih.....
Telah membuatku sadar
Telah membuatku tegar
Mempertahankan apa yang kuyakini benar
Menghilangkan ragu, khawatir akan pesona yang pudar
Mulia di sisi-Nya, mengikuti Sunnah Rasul-Nya.

Terimakasih.....
Telah membuatku bangkit
Telah membuat hatiku tak lagi sakit
Yakin akan yang terbaik bagi-Nya
Senantiasa Ikhtiar, tak berputus asa
Lupakan kecewa, menjemput berkah

Terimakasih....
Telah membuatku tak sendiri
Telah membuatku kuat dalam hidup ini
Dalam dekapan Silaturahmi..
Dalam Naungan ta'awun menuju Ridho-NYa
Saling menghormati, saling Memotivasi

Terimakasih.....
Telah membuatku terus berkarya
Telah membuatku berharga
Meski dengan cara yang sederhana
Jujur..... rasa itu begitu indah
Menambah Syukurku, menopang letihku

Terimakasih.....
Telah membuatku tersenyum dan tertawa
Telah membuatku ceria dan bahagia
Mengobarkan kembali semangatku
Memberikan energi kuantum atas kreatifitasku

Sahabat.....
Engkau Inspirasi bagiku
Mengingatkanku di tengah alpaku
Menjagaku di tengah lalaiku
Mendo'akanku meski aku tak pernah tahu.... 




*teruntuk Mereka semua, aku tau semua ini ga ada apa-apanya sama kehadiran KALIAN dihidupku:')

Tuesday, April 23, 2013

A Long Visit My Mom:')

Oke, postingan kali ini isinya tentang sebuah sinopsis dari film yang bener-bener meaningful banget deh. Bukan maksudnya alay ya, but seriously you'll be touched by this great movie. If after watching this film you have not felt sad at all, it means your love to your mom is questionable. Do you need proof? So, I very recommend you to watch this movie. And voila! You'll get the proof. :)

 
Film ini diawali dengan kepergian seorang wanita bernama Jisuk yang mengunjungi kampung halamannya. Di perjalanan, ia melihat seorang anak kecil yang sedang belajar membaca dan ditemani Ibu juga Neneknya. Hal ini mengingatkan Jisuk pada masa kecilnya di kampung.

 Jisuk menghabiskan masa kecilnya di daerah pedesaan. Ia seorang anak perempuan yang pintar dan cerewet. Ia selalu diantar jemput ayahnya yang merupakan seorang supir bus. Jisuk sebenarnya anak kedua. Kakak perempuannya telah meninggal, mungkin karena hal itu Ibunya menjadi amat menyayanginya lebih dari adik laki-lakinya.

 Ayahnya mengalami cacat fisik. Kakinya pincang. Tak jarang karena kelainannya itu, ia sering diperolok orang-orang yang berada di sekitarnya. Rasa sakit dan dendam terpupuk di hatinya seiring penghinaan yang bertubi-tubi datang menggerogoti kakinya. Ayah Jisuk melampiaskan rasa sakit hatinya pada Ibu Jisuk. Kekerasan fisik mulai menjadi hal yang lumrah di antara kehidupan rumah tangga mereka. Hal ini benar-benar membuat Jisuk muak. Ia bahkan bercerita pada temannya bahwa ia tak ingin menikah karena benci akan rumahnya. Jisuk tidak suka pada Ayahnya dan Jisuk kesal dengan Ibunya yang menyebalkan.

Suatu hari ada pertemuan orang tua di sekolah Jisuk. Ketika Ibunya datang, Jisuk bergegas mencegahnya masuk. Ibunya bangga padanya. Tapi ia tak mau teman-teman dan gurunya melihat Ibunya. Ia malu. Jisuk malu mempunyai Ibu yang seperti itu, yang berbaju butut dan miskin. Jisuk bahkan menyuruhnya pulang. Tapi Ibu tetap bangga padanya.

 
 
Beberapa tahun berikutnya...

Di suatu malam, Ibu Jisuk dipukuli Ayahnya lagi. Jisuk murka dan membanting meja juga piring. Jisuk menyuruh Ibunya untuk membunuh ayahnya. Ia tak tahan lagi pada Ibu yang seolah-olah dibunuh secara perlahan-lahan oleh Ayahnya. Di sebuah saung (ga tau istilahnya di Korea -_-) Jisuk melarang Ibu tinggal dengan Ayah.

 Jisuk merasa kesal pada Ibu yang selalu mengalah pada Ayahnya sepanjang waktu. Jisuk menyuruh Ibunya untuk cerai atau pergi ke Seoul. Tapi Ibu mengatakan bahwa ia hanya kasihan pada suaminya. Ibu melakukan ini semua karena Jisuk. Jika Ibu berpisah dengan Ayah, Jisuk akan cape, Jisuk harus masak, bersih-bersih, juga merawat adiknya, bahkan Jisuk mungkin tidak bisa pergi ke sekolah. Ibu tak bisa membiarkan hidup Jisuk seperti itu walaupun Ibu akan sering dipukuli. Menurutnya, seorang Ibu harus melakukan sedikit pengorbanan. Dan Jisuk adalah alasannya untuk hidup. Mulai saat itu, Jisuk menjadi lebih perhatian pada ibunya.

 Jisuk akhirnya lulus dari sekolahnya. Jisuk mendapat beasiswa untuk kuliah di institut seni di kota Seoul. Awalnya Ayahnya ragu untuk membiarkannya kuliah di tempat yang jauh. Tapi akhirnya ia mengizinkan juga. Ibu sangat senang. Ia mengadakan pesta perayaan kecil-kecilan dan membelanjakan Jisuk beberapa baju untuk bekal kuliah.

 Jisuk lalu pergi ke Seoul dengan kereta. Ibunya mengemas banyak barang hingga tasnya terasa berat. Di jalan, Jisuk membuka tasnya. Ia menemukan banyak kaleng buah dan beberapa bungkusan yang ternyata berisi uang receh dari Ibu. Jisuk juga menemukan sepucuk surat dari Ibunya.

 Anakku Jisuk,

Ada begitu banyak yang ingin Ibu katakan, tapi Ibu tidak tahu bagaimana memulainya. Ibu tidak bisa menjagamu dengan baik, tapi Ibu sangat bangga padamu. Kamu telah pergi ke Seoul, Ibu sangat khawatir.

Apa kamu makan dengan baik? Apa kamu akan sakit?

Ibu percaya padamu, jadi Ibu harus membiarkanmu pergi sekarang. Mungkin tidak banyak, tapi Ibu menabungnya untukmu. Jika Ibu harus membeli tauge senilai 20 sen, Ibu hanya membeli senilai 10 sen. Saat Ibu harus membeli tahu, Ibu hanya membeli setengah blok. Maafkan Ibu tidak memberi lebih banyak. Ibu sedih anak perempuan Ibu harus pergi. Maafkan Ibu.


Jisuk mulai beradaptasi tinggal di Seoul. Ia juga kerja sambilan di coffee shop untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ada seorang lelaki yang diam-diam memperhatikannya dan mulai menyukainya. Suatu hari, Ibu pergi ke Seoul untuk mengunjunginya. Ibu membawa barang yang sangat banyak. Jisuk kesal karena Ibu seperti itu. Ibu membawa barang-barang kesukaan Jisuk yang bisa dibeli di Seoul. Jisuk sebal karena Ibu membuat ribet dirinya sendiri untuk membawa apel-apel atau kaleng buah, padahal Jisuk bukan anak kecil lagi.

 Waktu cepat berlalu. Jisuk akan segera menikah. Jadi, diadakanlah pertemuan keluarga antara keluarga Jisuk dan Junsu(calon suaminya). Namun ternyata Ibu Junsu tak menyukai Jisuk. Menurutnya, tak ada satu hal pun yang membuat ia menyukai Jisuk. Hal ini sebenarnya karena Jisuk berasal dari keluarga yang miskin dan tak selevel dengan keluarganya yang kaya. Ibu jisuk melakukan pembelaan,

 Anakmu kuliah ke luar negeri karena orang tuanya kaya. Anakku harus bekerja sambilan selama kuliah. Dia bahkan hanya punya sepasang celana jeans. Anak lain setelah SMA, langsung menikah dengan modal dari orang tuanya. Anakku kuliah selama 2 tahun dan menjadi tulang punggung keluarga. Ini sangat menyaktkan bila aku ingat hal ini. 

Tapi tetap saja Ibu Junsu menolak Jisuk. Ibu sangat muak. Karena itu, Ibu Jisuk menyuruhnya untuk melupakan rencana pernikahan anak mereka. Dikosan Jisuk, Ibu mengutuki dirinya sendiri. Ia menyesal telah membuat hidup anaknya menderita karena kebodohan orang tuanya. Ibu pikir Ibu telah menghancurkan masa depan Jisuk.

Malam harinya, Ibu pergi ke kediaman Ibu Junsu. Ibu mengorbankan harga diri dan rasa malunya untuk meminta maaf dan memohon pernikahan Jisuk-Junsu agar bisa dilaksanakan. Ibu bahkan berlutut di hadapan Ibu Junsu untuk memohon restu pernikahan anaknya.
  
Aku rasa, aku salah kemarin. Sejujurnya itu karena kebodohanku. Aku memang bodoh, tapi ankku tidak. Dia tidak sepertiku. Sangat menyakitkan bila melihat anak sendiri menderita karena orang tuanya. Sekarang dia tidak bisa menikahi pria yang dicintainya karena orang tuanya. Aku sangat kecewa dengan Ibuku. Dia seharusnya menyekolahkanku. Kenapa dia tidak menyekolahkanku? Dia seharusnya menyekolahkanku.  

Jisuk akhirnya menikah tahun itu. Belasan bulan selanjutnya, Jisuk hamil. Jisuk pun melahirkan seorang putri yang cantik. Melihat Ibunya bahagia, Jisuk berkata

Ibu?
Apa rasanya sesusah ini ketika Ibu melahirkan aku?
Aku akan menjadi anak yang baik sekarang.
 

Bayi perempuan Jisuk telah tumbuh menjadi anak yang lucu. Ibu Jisuk masih sama, tetap mengiriminya barang-barang keperluan Jisuk. Jisuk kesal, ia menyuruh Ibunya untuk menghentikan kebiasaannya itu. Malamnya, Jisuk mendapatkan panggilan telepon dari Ibu. Ibu meminta Jisuk untuk pulang ke rumah secepatnya. Ayahnya meninggal. 

Ibu Jisuk : Suamiku... Suamiku... Dia memukulku dan memberikanku kehidupan yang keras. Kenapa aku amat merindukannya?

Jisuk mengingat saat Ayah membelikannya buah kaleng ketika ia belajar di kamar. Jisuk juga sadar ternyata Ayahnya sangat sedih ketika ia pergi meninggalkan desa untuk berkuliah di Seoul.

Jisuk : Aku kira, aku tidak menyukai Ayahku. Aku kira aku membenci Ayahku. Aku kira aku tak punya kenangan tentang dia dan aku tak merindukannya. 
Keesokan harinya, Jisuk meminta Ibu untuk tinggal dengannya di Seoul. Tapi Ibu menolak. Jisuk memohon Ibu untuk mendengarkan anak-anaknya. Tapi Ibu tetap tak mau. 

"Ini demi kamu. Akan menyedihkan saat seorang istri tidak punya tempat untuk menghilangkan kesedihan. Ibu akan selalu di sini. Datanglah ketika kau sedih. Ibu akan mendengarkanmu meski tak bisa menyelesaikan masalahmu." 

Semua itu ternyata kenangan yang kembali berputar dalam mimpi Jisuk di perjalanan menuju kampung halamannya. Jisuk berniat menjenguk Ibunya. Setelah makan siang, Jisuk menemui teman lamanya yang kini bekerja di toko daging. Jisuk meminta Mjeong untuk sering-sering menjenguk Ibunya karena ia akan sibuk beberapa waktu ke depan.

  

 Sebelum Jisuk tidur, Ibu membuatkannya bubur. Ibu masih saja meniupkan bubur yang panas hingga dingin untuknya. Jisuk merasa terharu dan kesal, ia bukan anak kecil lagi. Paginya, Jisuk membuka buku kenangan yang ia buat. Ia melihat-lihat fotonya bersama Ayah, adik, Mjeong dan tentunya fotonya bersama Ibu. Jisuk lalu mengajak Ibu jalan-jalan. Jisuk mengajak Ibu pergi ke tempat yang indah lalu mengajaknya makan di tempat yang menurut Ibu mahal. Ibu kesal karena harga makanan di situ sangat mahal, padahal seharusnya bisa setengah harga.

 Jisuk lalu membawa Ibunya berbelanja baju. Jisuk membelikan Ibunya beberapa helai pakaian seperti saat ia dibelikan pakaian oleh Ibunya untuk kuliah di Seoul dulu. Setelah itu, Jisuk mengajak Ibu untuk berfoto bersama. Malam hari, Jisuk dan Ibu berbaring di luar rumah melihat bintang dan bercakap-cakap.

 "Dulu Ibu membaringkanmu di sini dan menangis.
Kenapa? Karena hidup itu keras?
Bukan. Karena anakku menderita karena keadaan orang tuanya. Kau anak pintar. Kau juga cantik.
Kenapa aku bisa canrtik?
Karena rahim Ibu bagus dan Ibu juga cantik. Ibu menyekolahkanmu dan kau mendapat nilai sempurna. Kau tidak seharusnya lahir dari orang tua seperti kami. Ibu selalu memikirkan itu saat tak bisa tidur.
Bu, maafkan kemarin aku sangat menyebalkan.
kenapa bilang seperti itu? Ada apa? Seorang Ibu tahu segalanya. Seorang Ibu tahu ketika anaknya sedih. Jika anak sedih, hati Ibu pasti terluka.
Katanya tahu, Kenapa Ibu malah tanya?"


 Ibu merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Jisuk. Saat Jisuk mandi, Ibu meraih handphonenya dan menelepon Junsu. Ibu menanyakan keadaan Jisuk padanya. Ibu takut Jisuk dan Junsu sedang bertengkar, karena itulah Jisuk pergi sendiri menemui Ibunya. Junsu menjawab Jisuk datang sendiri karena kangen dengan Ibu. Tapi Ibu tak percaya. Ibu juga melihat Jisuk kini menjadi kurus. Ibu tetap memaksa Junsu mengatakan yang sebenarnya. Akhirnya Junsu berkata bahwa Jisuk sedang sakit. Jisuk menderita kanker pankreas stadium akhir.

 Ibu tak percaya akan apa yang di dengarnya. Ibu lalu menangis sambil memandang foto Ayah Jisuk. Saat Jisuk hendak tidur, Ibu datang lalu memijat-mijat kakinya.
 

"Aku tak apa-apa.
Apa kau akan pulang lebih awal besok? Bisakah tinggal di sini lebih lama?
Aku harus merawat anakku. Kapan ya aku bisa datang lagi?
Kau bisa ke sini bulan depan. Jangan berkata seperti itu. Kau bisa ke sini bulan depan dan bulan berikutnya. Tak ada yang mampu mengambilmu dariku. Tak akan ada yang mampu mengambil anakku . Tak ada yang bisa mengambil anakku selama aku masih hidup.
Anakku, jangan khawatir. Ada Ibu. Ibu di sini. Ibumu ada di sini.Akan kulindungi anakku. Ibu akan melindungimu. Sebentar....

Ibu!
Oh Tuhan, aku tak bisa hidup seperti ini. Aku tak bisa hidup tanpanya. Ambil aku juga. Aku tak bisa hidup tanpa anakku. Tak bisa. Anakku. Anakku...
Bu.......maafkan aku.
Kenapa kau harus minta maaf? Untuk apa kau minta maaf?
Banyak. Karena tidak menurut. Karena membuat Ibu kesepian. Karena mengecewakan Ibu. Karena menutup telepon lebih dulu.
Anakku, jangan berkata seperti itu. Tak perlu minta maaf. Maafkan Ibu. Maafkan Ibu..."

   
 

 

Jisuk dan Ibu lantas berpelukan dalam tangis. Air mata menjadi tokoh utama dalam adegan malam terakhir Jisuk di rumah Ibu. Pagi-pagi Ibu mengantarkan Jisuk ke stasiun kereta. Jisuk akan pulang ke Seoul.

"Anakku. Anakku. Jangan khawatir, kau tak akan pergi duluan. Ibu tahu segalanya tentangmu. Kau tak akan pergi duluan, jadi jangan takut. Ibu akan melindungimu. Ibu akan melakukan apa saja meski harus ke ujung dunia. Jangan khawatir, pergilah. Ibu tak akan menangis bila tak terjadi apa-apa, jadi jangan menangis."

Kereta Jisuk mulai berangkat. Ibu tetap mengejar Jisuk. Beberapa hari kemudian, Jisuk meninggal. Setelah meghadiri pemakaman Jisuk, Ibu kembali ke pedesaan. Kini Ibu menjalani hidupnya benar-benar dalam kesendirian. Jisuk dan Ayah telah meninggal. Adik Jisuk sedang bekerja di kemiliteran. Ibu memandang foto terakhir Jisuk dengannya.  

   

 "Anakku, Ibu masih terus hidup meski telah mengantarmu pergi. Hari-hari telah berlalu. Semakin dekat bertemu denganmu. Seharusnya Ibu cepat menyusulmu dan berbicara denganmu agar kau tak kesepian.

Ibu sungguh bodoh, Ibu tak bisa tidur karena khawatir. Ibu tak bisa bertemu denganmu meskipun Ibu sudah mati. Anakku. Jika kau mendengar kematianku, jangan biarkan aku tersesat, kau harus mencariku. Anakku, apa kau tahu? Hal terindah yang pernah kulakukan dalam hidupku adalah melahirkanmu. Hal yang paling kusesali dalam hidupku adalah juga melahirkanmu. Maafkan Ibu berkata seperti ini, tapi jadilah anakku lagi di kehidupan mendatang. Ibu menyayangimu, putriku." 

☺♥☺♥


kalian semua pasti penasaran kan sama filmnya? yang belum nonton film ini, wajib deh nonton! soalnya film ini udah deh....gabisa dideskripsikan lagi:') buat yang perempuan pasti mewek bombay kalo nonton film ini dan buat yang laki kalo mewek, applause buat kalian!;) pokoknya, tangisan kalian jangan tangisan air mata buaya ya gaes...karena, Ibu itu segalanya buat kita sampai kapanpun!!!!!!:):):) 

Tuesday, March 26, 2013

"Bahagialah dengan orang yang membuatmu bahagia secara lahir batin, bukan dengan orang yang membuatmu bahagia hanya sesaat. ex; karena fisik."

Monday, March 25, 2013

Menyimpan. Mendekap. Mengunci

mencintaimu; tanpa alasan dan tak inginkan balasan dengan paksaan.
selalu kucamkan pada logika dan perasaan, semua mungkin berfikir; “hidup hanya sekali apakah kau harus galau? meneteskan air mata yang memang tak akan di balas? mengindahkan sesuatu yang tabu untuk di indahkan? ” ah aku tak terlalu berpikir se-dewa itu, bahkan mengindahkan kata-kata itu pun tak pernah, tapi, kata-kata itu membuatku lebih kritis dalam berfikir, ya kadang-kadang, jarang bahkan.
melupakanmu adalah rintangan tersulit dalam hati ini, entah mengapa aku agak tidak terlalu nyaman dengan kata-kata move on. terlalu singkat, memang, tapi mempunyai makna yang dapat mengiris hati dan menghabiskannya perlahan. mereka tak tau bagaimana rasanya, bagaimana deritanya, orang yang seperti ini, memendam. menepiskan hatinya. mengindahkannya selalu.
sepertinya aku memiliki sindrom, sindrom yang takut kehilanganmu, berlebihan? ya selalu, jika tidak bukan cinta namanya.
aku sudah mempersiapkan konsekuensinya sejak awal aku mengenalmu, konsekuensi terburuk, kau tidak akan meletakkan kebahagiaan dalam jiwaku. aku faham. memang ini resikonya. mencintai seseorang, yang taada balasan, sakit memang tapi aku menerima dengan lapang dada, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang indah, sesuatu yang spektakuler, bahkan mungkin sesuatu yang tidak ada dalam bayang bayang fatamorganaku, aku percaya. 
aku tak bisa membayangkan, jika nanti suatu saat nanti, aku akan mendekap, menyimpan, dan mengurung perasaanku hingga benar benar terselip antara sekat hatiku yang memang sengaja ku tutup erat untuk menyembunyikannya dari publik yang mungkin tidak akan menerimaku, aku ingin dia tahu, bukan karena kode kode, sinyal sinyal, dan modus modus dariku, tapi aku ingin dia mengerti saat menatap mataku, mencari celah hatiku, dan membuka lembaran baru, bersamaku, bukan dengan dia, yang mencekik halus urat perasaanmu, dan menatapmu dengan muka bengis penuh kepuasan. 

sekarang. menjadilah sesosok orang yang lebih mengerti dan memahami perasaanku. aku tak akan mengumbarnya, aku akan menyimpannya di tempat yang dalam, dan kelam. aku menuggumu, hanya kau yang bisa menyempurnakan ini semua, dan aku tak tau kandungan dan zat apa yang bisa membuatku terpana dan tertarik melihat indah senyum simpulmu. bukan, karna kau pangeran berkuda putih dengan senjata melekat di tubuh anggunmu, tapi karna kau…belahan jiwaku.

Singkat tapi....membahagiakan :):

‘kau tahu, aku yang selalu melihat isi semua dunia mayamu, tak kurang aku pun pernah diam-diam mengetik nama indahmu di kolom google. aku ingin mengetahui, apa kata dunia tentang dirimu. terlalu berlebihan bukan? tapi tak apa aku tak menggangumu, tak merusak hidupmu, iya bukan?
tak kurang pula kadang aku memasukan namamu kedalam lirik lagu favoritku, dan berharap semua itu terjadi seperti lagu yang kuputar terus menerus. tidak apa bukan? baiklah aku anggap tak apa karena aku hanya mengarang dan kau tak tahu.
kadang aku juga menuliskan namamu di bagian belakang buku tulisku, mengukirnya indah agar terliat indah dipandang, seperti dirimu, indah saat dilihat, cukup mataku yang menikmati.
kadang aku mengukir indah namamu di sebuah handwriting di tablet maupun handphone milikku, setelah ku anggap itu pantas, ku capture untuk ku jadikan sebuah panjangan indah di bagian terdepan ponselku.
kadang aku menulis semua datamu, kau bukan artis, tapi aku berusaha mencari biografimu untuk ku copy di memo di ponselku, agar aku tahu semua tentangmu.
kadang pula aku menyimpan beberapa pesan singkatmu, chattingan-mu, voice note dari-mu dan mungkin enggan untuk menghapusnya.
banyak hal yang ku bayangkan antara kita aku dan kau saat mataku di selimuti oleh kelopak mata, untuk memberhentikan sejenak dunia nyataku dan mengantarku ke dunia khayalanku yang fatamorgana. walaupun singkat kedekatan kita tapi, sampai saat ini masih membekas dihati ini ya.. dilubuk hati yang paling dalam ini :) 
  
jadi, jangan sembarangan komentar "kan pacarannya cuma bentar, lama amat move on nya" bisa jadi karena feelnya memang dalam - Penulis, Benzbara


Friday, March 8, 2013

Aku adalah.....

Ada batas antara hatiku dan hatimu, sehingga hatiku dan hatimu tak di pertemukan, ada sebuah penghalang yang selalu membuatmu berfikir bahwa dia adalah sebagian dari tulang rusukmu yang menjelma dan membentuk sebagai makhluk Tuhan yang kau pikir sempurna, yang kau banggakan, dan kau inginkan. dia adalah sekat antara hatiku dan hatimu, menyekat hatiku dan hatimu, mengambil hatiku dan mematikan sel-sel di hatiku, menghancurkannya dan membuangnya, hilang. 

dia; yang selalu membuatku rendah di matamu.
dia; yang selalu membuatku cemburu.
dia; yang mendapat kasih sayangmu
dia; yang selalu indah dalam kedipan matamu.
dia; yang selalu membuatmu ‘terasa’ indah bila di sampingnya.
dia, dia, dan dia.

Sedangkan

aku; yang selalu diam, sendiri menunggumu.
aku; yang mengenangmu seperti tak ada hal indah lain yang perlu aku kenang.
aku; melihatmu, bukan karena kau sempurna melainkan kau kekurangan.
aku; bahagia melihatmu bahagia, walau bukan bersamaku.
aku; menutup hati karena kau pemiliknya.
aku; menelitimu, menspesialkanmu.
aku; melantunkan namamu di antara doaku.
aku; manusia biasa, kekurangan, dan akan sempurna jika kau disini (re; hati). 

Sedangkan kau? hanya melihatku sebelah mata, bagaikan aku sebuah benda yang memang tak pantas untuk mendapaatkan perhatian lebih darimu, iya? pasti iya, aku tak ingin mengumbar semua rasaku, hanya ingin kau pahami inilah aku, apa adanya, melihatmu apa adanya.
aku hanya ingin kau menghargai arti hadirku, dan tau dirilah dengan apa yang sudah kau miliki, belajarlah menghargai, sebelum kau tau rasa tidak di hargai dan di hempaskan begitu saja.

aku melakukan ini karena, aku adalah, sebagian dari tulang rusukmu. (:

Friday, March 1, 2013

Memories.

Teruntuk temanku yang sedang galau akut.....Betty Permatasari Jatmika 

"Melupakan kisah sedih penuh pelik dan kenangan itu membuatku sedikit terganggu…" 

Melihatmu bahagia  bersamanya bukan urusan bagiku. hanya saja, kadang pertanyaan-pertanyaan tidak logis keluar dari otakku “mengapa bukan aku yang membuatmu tersenyum simpul penuh kebahagiaan, mengapa harus dia? apakah aku tidak boleh?”.
tersenyum mengenang semua perhatianmu, terenyuh saat mengingat semua bekas sayatan yang kau buat selama ini, tak membuatku cukup terus menerus mengelus tulang rusukku berkali-kali, mencoba mengembalikan denyut jantungku yang semula 200/menit menjadi 140/menit, mendekap bibirku kencang untuk menghindari jeritan dari pita suaraku, hanya untuk mengingat semua kenangan ‘indah’ bersamamu, walau kenangan itu penuh luka dan bekas cabikan penuh nanah. mengapa indah? karena bersamamu. 

"terlalu lama menguburmu dalam kotak hati yang memang kusimpan sengaja di antara celah-celah batinku, sampai siapapun tak tau bahwa aku sekarang (mungkin) sedang mengenang semua senyum yang sengaja di lukis Tuhan untuk menghiburku (tanpa kau tahu)."

menutup mata, menutup telingaku, memberhentikan sejenak kehidupanku di dunia nyata yang memang keras, sekeras pemikiranmu kepadaku. air mukaku sering berubah saat mengenangmu, entah mengapa kadang mengingat semua perhatian yang (sempat) kau berikan padaku adalah suatu anugrah yang memang (mungkin) di persiapkan Tuhan untukku, untuk menghiburkku sejenak dari kerasnnya pemikiranmu padaku, seketika denyut jantungkku naik, air mata memaksaku untuk membasahi pipi merah ini, pita suara mengencang, seperti ingin meluapkan sesuatu yang memang kau tak pantas tahu. 

Sunday, February 24, 2013

Tentang rasa yang tak kunjung terucap

Aku akan menjadi buih............ 

Seperti putri duyung di dongeng-dongeng. Kelak, aku akan menjadi buih dan membawa mati semua rahasia hatiku. Sebut aku pesimis.....tapi sudah terlalu lama aku menunggu saat yang tepat untuk kebenaran itu. 
Dan selama itu, aku akan melihat benih-benih perasaanmu kepadanya, pelan-pelan tumbuh menjadi bunga yang indah....... 
Aku kalah bahkan jauh sebelum mulai angkat senjata. Kau ada dihidupku tapi, bukan untuk aku miliki.. kerjap mata hanya untuk Dia dan selamanya, mungkin itu takkan pernah bisa berubah. Meski begitu, kenapa aku tidak berusaha berbalik dan mencari jalan keluar dari bayang-bayang dirimu? 
Jika suatu hari kau menyadari perasaanku ini, kumohon jangan menyalahkan dirimu:) Mungkin memang sudah begini takdir rasaku. Cintaku padamu tak akan pernah melambung kelangit ketujuh. Aku hanya akan membiarkan buih-buih kesedihanku bersatu bersama deburan ombak laut itu. Karena inilah pengorbanan terakhirku....... 

 "Membiarkanmu bahagia tanpa diriku ;)" 

Thursday, February 21, 2013

Move On...

Hai....kali ini lagi galau pol nih, entahlah kenapa tiba-tiba mendadak mellow bin galo bin buntu bin bete bin mangkel bin gataudeh. gelap. jadi, malem ini.....asal ngetik ajadeh ya;)) gausa stalking blogku, gapapa kok gaes({}) because, this post its so random. okedeh langsung ajaya....
NIH AKU KASIH LIRIK LAGUNYA BRUNO MARS - MOVE ON......KENAPA HARUS MOVE ON YANG DIPOSTING??? karena......moveon itu sulit, sulit ngelakuinnya, ngeikhlasin, ngerelain seseorang yang pernah singgah dikehidupan&hati kita meskipun ngga berlangsung lama bahkan, sebentar. tapi.....kenangannya itulho, yang sulit dilupakan......Karena apa? "manusia ngga dirancang untuk mudah melupakan sesuatu hal yang ada diotak&dihati kita."  




How do I end up in the same old place,
Faced again with the same mistakes,
So stubborn thinking I know what is right,
But life proves me wrong everytime,
Taking roads that lead me nowhere,
How do I expect to get there,
But when, oh when will I learn to just put you first.

I come to you now when I need you,
But why do I wait to come see you,
I always try to do this on my own
But I was wrong cause only with you can I move on.
Can I move on.



When I am weak it's you that makes me strong,
And I know that you've been with me all along,
So many times I begin to close my eyes and listen to my heart,
With you life is so easy why do I make it hard,
Oh taking roads that lead me nowhere how do I expect to get there when will I
Learn to just put you first.


Hey!
I come to you now when I need you,
But why do I wait to come see you,
I always try to do this on my own
But I was wrong cause only with you can I move on.

I get out of my own way, let you have your way.
Cause I realize I'm no good on my own,
I'm there for you, I'll serve for you
I can't live without you. Noooo

I come to you now when I need you, why do I wait to come see you,
I always try to do this on my own but I was wrong, I was wrong, I was wrong.
With only you, only you, with only you.
Can I move on, can I move on, can I move on? 
Jadi........dengan mengamati lirik tersebut, menganalisa, membaca berulang kali, menyanyikan bahkan.....mendalami dengan memutar lagu tersebut secara berulang kali. mau moveon ato engga ya semua ada ditangan kamu, dikeputusan kamu. yang jelas, move on memang tak semudah membalikkan telapak tangan. yang kamu butuhkan untuk benar-benar moveon adalah 3 hal; memaafkan segala kesalahan dia, mengikhlaskan dia untuk orang lain dan merelakan dia berbahagia dengan pilihannya. ;)  
  

 NB: nih aku juga kasih linknya buat download Bruno Mars - Move On ga nyesel kok dengerin lagunya(:  


With smile&tears...

Saturday, February 9, 2013

Second photoproject with Trisnawati Putri P.

Assalamualaikum:):):):):) *senyum manis ke kalian yang mau ngeluangin waktunya buat stalking blog aku.*  kali ini........aku mau ngeposting tentang hijab lagi hehehe^^ lagi main-main nih sama hijab yak, meskipun abal-abal^^v ini dia hasilnya, jeng jeng jeng............*backsound; lagu ala horror menegangkan gitu~ 






 
Photographer : Trisnawati Putri P. with camera Canon EOS 550D&tripod.
Makeup : Wardah Cosmetics
Model : Audi Agsakina H. with Nida Rifda C.   
Location : Puts home sweet home.  
Wardrobe : Personal Collection

Sekian dari postingan saya^^ mohon maaf masih banyaaaaaaaakkkk kesalahan, mohon saran&kritikan agar lebih baik dari sebelumnya. keep reading myblog guys!;-) Wassalamualaikum:):):) 

 With love&hug.



Saturday, January 12, 2013

First photoproject with Trisnawati Putri P.

ASSALAMUALAIKUM!!!!!! Hai. Halo. Alohaaaaaaaaaa;;) Lama yaaa aku ga ngeblog hehehehehe:)) kembali lagi nih ke dunia ngeblog;)) tapi, aku cuma mau nunjukkin hasil fotonya temen deketku si Puputs dan modelnya sendiri adalah..............SAYA! iya saya, aku, ana, me, a-k-u.. sebenernya sih pertama-tama heran, terus juga iseng=)) tapiya, hasilnya...........bisa dilihat senidiri!;-) *check it out*  







 


 

Photographer : Trisnawati Putri P  with camera Canon EOS 550D
Makeup : Wardah Cosmetics 
Stylish : Hayyin Sabila K.  
Model : Audi Agsakina H.  
Location : Sasya's home sweet home
Wardrobe : Personal Collection

Sekian. Wassalamualaikum wr.wb^^ keep reading guys&maaf hijabnya masih pemula hehehe....:) 


 With love&hug.